1/08/2016

Una Vida Escrita de la Una: Persiapan Kursus Bahasa di Jepang

Sebuah testimonial yang ditulis melalui blog pribadi.


Persiapan Kursus Bahasa di Jepang


Sudah beberapa kali aku menyebut sempat di Jepang beberapa bulan dalam beberapa postingan. Tahun lalu, aku mengambil kursus Bahasa Jepang selama tiga bulan di Communica Institute, Kobe. Nah, aku mau cerita bagaimana aku ‘menemukan’ sekolah ini dan mengapa aku memilihnya. Selanjutnya, aku akan mengulas sekolahku dan ada school tour, akan kutunjukkan foto-foto sekolahku!


Setelah lulus kuliah, aku memutuskan untuk ‘sekolah’ lagi. Tapi kali ini sekolah bahasa karena aku doyan belajar bahasa. Inginnya belajar antara Mandarin atau Jepang, tapi karena aku sudah ada dasar Bahasa Jepang dan suka sama Jepang tentu saja akhirnya pilih ke Jepang! Masih ingin belajar Mandarin sih… Aku pun kemudian mencari-cari sekolah Bahasa Jepang di Jepang.

Ternyata, di Indonesia banyak agen atau perantara yang membantu menghubungkan antara calon pelajar dan sekolah di sana. Ada satu yang kutemukan dan kantornya ada di kampusku. Aku langsung datang ke sana sekaligus konsultasi. Rencanaku belajar hanya tiga bulan dan yang kudatangi ternyata tidak bisa memberikan informasi yang cocok untukku karena kebanyakan sekolah yang kerjasama dengan mereka hanya menawarkan program jangka panjang, mulai dari enam bulan sampai dua tahun. Pengen sih lama-lama… tapi menimbang macam-macam dan mihil yaaaaa…

Aku tanya-tanya temanku yang selama ini ingin ke Jepang dan berniat sekolah ke sana. Ia merekomendasikan Japan Future Center (JFC). Temanku bilang, kalau kita ingin konsultasi via LINE pun, pasti dijawab dengan cepat. Kucoba dong tanya via LINE, eh iya tak lama membalasnya. Aku langsung bilang to the point kalau aku inginnya sekolah bahasa short term tiga bulan dan kalau bisa lokasinya jauh dari tengah kota. JFC kemudian merekomendasikan Communica Institute. Letaknya di tengah Kota Kobe, Prefektur Hyogo tapi kalau ingin ke rural area juga dekat. Yang paling penting juga menyediakan program tiga bulan. Bahkan sebulan pun bisa!


Waduh kok kota ya. Bayanganku tuh ingin belajar Bahasa Jepang di desa gitu, di mana bisa lihat-lihat sawah sambil sepedaan trus bisa menyapa orang-orang gitu. Aku pun juga googling dulu dong. Tapi emang susah sih kalau mau nyari sekolah bahasa di ‘pelosok’ selain itu aku mencari sekolah bahasa di area lain nggak banyak yang menyediakan program short term. Rata-rata yang long term untuk melanjutkan studi. Setelah menimbang-nimbang dan membandingkan dengan sekolah lain, akhirnya aku memilih Communica Institute ini!

Japan Future Center ini membantu menghubungkanku dengan calon sekolah. Seperti memberitahu dokumen apa saja yang harus disiapkan, memberi informasi terkait apply visa maupun tempat tinggal, serta meneruskan pesanku apabila aku ada pertanyaan. Sayangnya JFC tidak memberi tahu nama PIC yang Line atau e-mail aku. Jadi kan manggilnya bingung. Hehehe. But anyway, terima kasih bantuannya JFC! Senang sekali bisa sekolah di Communica Institute.

Kronologi persiapanku sebelum sekolah di Jepang:

Konsultasi sekolah dengan JFC → pilih sekolah, OK → sekolah akan mengirimkan form registrasi dan angket mengenai kemampuan Bahasa Jepang yang dimiliki → isi, kirim kembali → sekolah akan mengirimkan informasi tempat tinggal dengan berbagai pilihan berdasarkan fasilitas dan harga → isi form dari penyedia asrama terkait → membayar biaya sekolah → sekolah akan mengirimkan letter of admission untuk dokumen tambahan apply visa → apply visa → ambil visa → berangkat!

Tentu ini akan berbeda apabila sekolah lebih dari tiga bulan. Karena aku ‘hanya’ belajar tiga bulan, maka visa Jepang-ku adalah visa turis 90 hari. Apply-nya sama dengan apply visa visitor atau business visitor ditambah dengan letter of admission.

Sekian!

JAPAN FUTURE CENTER
Web: http://www.study-go-japan.com/en/

    

8/05/2015

10 Kosmetik Populer di Jepang

Halo! (^O^)/

Pada postingan kali ini, kami akan menampilkan 10 kosmetik yang sedang populer di Jepang. List kosmetik di bawah ini diambil dari situs @cosme, sebuah situs komunitas kencantikan terbesar dan terkenal di Jepang, dengan peringkat 1 di setiap kategorinya.Penasaran? Yuk disimak.

1. Foundation Covermark Bright Up

ukuran: 3g
harga: 3500 yen

Foundation ini katanya dapat menutupi flek-flek hitam, komedo, bekas jerawat, kantung mata, dan garis halus di wajah perempuan dengan sempurna, lho. Lalu, adanya kandungan "light fit oil" membuat foundation ini tidak mudah retak walaupun digunakan berjam-jam. Wow! 




2. Santa Marche Green Tea Deep Cleansing Gel

ukuran: 400 ml
harga: 1600 yen

Sabun pencuci muka yang berbentuk gel ini memiliki fungsi untuk mengangkat kotoran dari pori-pori secara menyeluruh karena kandungan asam karbonat yang dimilikinya. Selain itu, sabun pencuci muka ini dipercaya dapat melawan kulit kusam mengurangi flek-flek hitam di wajah.




3. Sunblock Lancome UV Expert XL BBII

ukuran: 30 ml
harga: 5500 yen

Lotion anti matahari keluaran terbaru dari Lancome memiliki kemampuan untuk mengurangi kerusakan kulit wajah akibat sinar matahari dalam jangka waktu lama, menjaga warna kulit, dan memberikan kesan merona pada wajah. Hal ini dibuktikan dengan tingkat proteksi yang terdapat pada lotion ini, yaitu SPF 50/PA ++++.



4. Eyebase Canmake Lasting Multi Eye Base Makeup WP

harga: 500 yen

Eye-primer ini walaupun dibandrol dengan harga yang murah, namun kualitasnya tidak diragukan. Beberapa situs yang mereview produk ini mengatakan bahwa eye-primer ini dapat membuat warna eye-shadow menjadi terlihat lebih menonjol dan dapat bertahan selama 8 jam. Sayangnya, produk ini hanya tersedia dalam kemasan kecil.




5. Liquid Eyeliner Moteliner


harga: 1500 yen

Kuas eyeliner pada produk ini dibuat oleh pengrajin di area Kumano, Jepang. Walaupun terlihat lentur, namun sapuan kuas eyeliner ini dapat memberikan berbagai macam jenis dan bentuk garis yang ingin anda ciptakan. Tidak hanya itu, formula yang terkandung dalam produk ini dapat membuat riasan mata anda menjadi lebih menonjol serta memberikan perlindungan di sekitar area mata.


6. Maskara Lancome Grandiose

ukuran: 10 ml
harga: 4200 yen

Bagi kamu yang ingin memiliki bulu mata lentik dan tebal, kamu bisa menggunakan maskara dari Lancome ini. Selain membuat bulu mata terlihat lebih tebal dan dramatis, maskara ini juga tidak mudah luntur ketika digunakan.





7. Eyeshadow Visee

harga: 1200 yen

Produk eyeshadow dari Visee ini memiliki tekstur yang sangat bagus dan sangat mudah digunakan di kelopak mata. Warna-warna yang tersedia juga ada banyak, mulai dari warna netral hingga warna yang terang. Warna yang dihasilkan ketika dipakai juga sangat menonjol. Produk ini sangat direkomendasikan oleh para beauty blogger.




8. Masker Sheet My Beauty Diary Black Pearl Sheet

ukuran: 23 ml
harga: 219 yen

Bagi kamu yang menginginkan kulit wajah tampak cerah dan lembut, wajib mencoba produk masker sheet My Beauty Diary Black Pearl Sheet ini. Alasannya, kandungan mutiara hitam yang terdapat dalam produk ini benar-benar dapat mencerahkan kulit wajah dengan pemakaian teratur.




9. Face Balm Vaseline

ukuran: 40 g/ 80 g/ 200 g

Kalau kamu sering merasa kulit wajah kering dan terkelupas, ada baiknya kalau kamu mencoba produk ini. Kandungan Petroleum Jelly yang terdapat pada produk ini dapat melembabkan kulit wajahmu dan menjaganya agar tetap lembab. Oh iya, produk ini bisa digunakan juga sebagai make up remover dan lip balm juga, lho.




10. Serum Bio White Whitening Essence

ukuran: 33 ml / 10 ml
harga: 8000 yen / 3000 yen 

Serum ini dapat memberikan nutrisi yang dibutuhkan oleh kulit wajah perempuan sehingga wajah tetap tampak cerah dan merona. Cukup dipakai saat menjelang tidur pada malam hari dan rasakan perubahan kulit wajah kamu menjadi lebih bersinar.





Kalau kamu tertarik untuk mencoba salah satu produk di atas, jangan lupa untuk membelinya ketika kamu berada di Jepang ya. \(^O^)/

Semoga bermanfaat.
~Study Go Japan~ (Monica)

7/14/2015

Ramadan dan Lebaran di Jepang

Ramadan di negeri orang itu rasanya sepi tapi seru. Seru karena bisa merasakan suasana berbeda dengan kampung halaman sebagai anak rantau, apalagi di negeri orang.

Kali ini JFC ingin berbgai cerita tentang pengalaman staff JFC selama melewati bulan Ramadan di Jepang.

Jepang bukan negara yang punya kebiasaan tentang serba-serbi Ramadan, jangankan Ramadan, Islam saja bukan agama mayoritas. Tapi bagi pelajar kita yang sedang merantau di Jepang, Ramadan tak kehilangan keistimewaannya, bahkan hadir dalam suasana yang berbeda. Bukan saja berbeda tapi penuh berkah dan perjuangan, ceile.

Bayangkan saja, bagaimana enggak dibilang perjuangan, tahun-tahun sekarang yang Ramadan jatuh pada musim panas, tentu merupakan cobaan berat yang harus dihadapi. Hm, ya memang sih di Jekardah juga panas banget kalo lagi puasa. Tapi di Jepang bukan hanya terik matahari yang menyengat, tapi juga sang matahari betah banget berada di atas. Ya, benar! Waktu pelaksanaan puasa yang lama, 17 jam. Dimulai dari sekitar jam 15.00 sampai jam 19.00. Imsak hadir lebih cepat dan magrib datang lebih lama. Mungkin teman-teman yang merantau di Eropa dan Amrik lebih paham akan hal ini, bahkan ada yang lebih lama.

“Puasa lama, enggak kuat!” Lebih baik tidak usah merantau kalau banyak mengeluh. Justru itu yang merupakan suasana berbeda. Enggak ada masalah kok, dengan banyak kegiatan kita seperti kuliah, kerja part-time, buat laporan, tugas kuliah, dan lai-lain pasti enggak akan terasa.

Yang berbeda hanya itu? Tentu saja tidak. Banyak hal-hal yang islami di Jepang kalau kita ingin mencarinya.

Takjil merupakan kebiasaan yang sudah tidak asing lagi di Indonesia di bulan Ramadan. Kita bisa menemukannya di pinggir jalan kalau sudah hendak masuk waktu berbuka. “Di Jepang tidak bisa ketemu takjil? Pasti makannya Sushi deh.” Coba deh jalan-jalan ke tempat komunitas yang banyak muslimnya terutama komunitas muslim Indonesia dan muslim Malaysia. Pernah suatu ketika jalan-jalan di daerah Roppongi, ternyata ada komunitas muslim Malaysia yang sedang bagi-bagi takjil. Jadi suasana ramadan di Jepang setidaknya sedikit ngobatin kangen. Oh iya,kalau mau taraweh juga di mesjid terdekat menyelenggarakannya. Biasanya dilanjutinsama majlis ta’lim. Yang datang juga selain orang-orang dari negara masyoritas muslim, kadang terlihat juga orang Jepang yang beragama Islam. Mungkin kalau yang sering nonton salah satu program stasiun televisi khusus ramadan yang menanyangkan kegiatan ramadan muslim Jepang, ya tidak jauh suasananya seperti itu. Banyak yang berinteraksi dengan orang Pakistan biasanya, Malaysia, Indonesia, dan negara mayoritas muslim lainnya.

(Sumber Gambar: diambil dari website Kemlu RI)


Sebulan berpuasa rasanya tidak afdol kalau tidak mempersiapkan hal yang wajib untuk lebaran. Tapi, apa yang mau dipersiapkan? Ketupat? Mau dapat darimana?

Hm, okelah walaupun enggak pake baju koko baru saat solat ied nanti, setidaknya dapat suasana baru ied-an di Jepang. Solat Ied di Jepang sama saja seperti di Indonesia, dalam hal waktu pelaksanaan. Ada berbagai banyak pilihan tempat. Misalnya bagi yang tinggal di Tokyo, bisa solat ied di Masjid Tokyo atau Pusat Studi Islam yang dikelola Pemerintah Kerajaan Saudi di daerah Roppongi. Nah, bagi yang kangen aroma dan suasana Indonesia, SRIT (Sekolah Republik Indonesia) adalah pilihan yang tepat untuk merayakan Idul Fitri di Jepang. Pusat ngumpulnya orang Indonesia saat lebaran. Selain lokasinya berdekatan dengan Kedutaan Besar Indonesia di Tokyo, pihak Kedubes juga ngadain open house. Yang pastinya ada hidangan khas lebaran. Pas banget tuh buat yang tadi kangen sama ketupat, opor dkk.

Sehabis solat ied juga bisa bersilaturahmi dengan anak-anak kebanggaan bangsa yang sedang belajar di Jepang, pekerja, dan masih banyak lagi. Bagi yang punya teman seperjuangan perantau di Jepang, ini merupakan momen reunian.

Oh iya ada yang menarik lho tentang pelaksanaan solat ied di SRIT ini. Berdasarakan penuturan salah satu admin JFC tentang pengalamannya solat di SRIT, solat dibagi hingga 2 kloter. Mungkin saking banyaknya orang Indonesia yang merantau di Jepang. Yang sekiranya bangun terlambat dan lokasi tempat tinggalnya jauh dari Meguro (Kedubes Indonesia), siap-siap nunggu solat kloter pertama selesai, dan baru deh ikut yang kloter kedua.

Sayangnya admin JFC ini, tidak ikut open house di kedubes dikarenakan ada panggilan kerja part-time. Oh iya, berbeda dengan di sini lebaran di sana enggak libur. Jadi kalau lebaran jatuh di hari biasa, maka yang bekerja (kalau tidak ambil cuti), tetap masuk kerja, yang kuliah juga tetap ada kelas. Bahkan di hari minggu pun, bagi yang punya schedule kerja part-time, tetap saja harus masuk, apalagi yang kerja di restauran, pasti kekurangan tenaga karena banyaknya tamu yang datang di akhir pekan.

Ya, begitu lah suasana ramadan dan lebaran di Jepang kurang lebih. Walau enggak bisa pake yang baru-baru, seenggaknya bisa merasakan yang baru-baru.

Sekian dulu monolognya, kalau ada kesempatan kami akan share lagi pengalaman serta informasi tentang Jepang. Adios!

Oh iya, mewakili segenap staff JFC, mengucapkan:

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijiriah. Minal aidin wal faizin, Mohon maaf lahir dan batin. Met lebaran minna-san!!


    

7/10/2015

Gaji Arubaito atau Part Time Job atau Kerja Paruh Waktu di Jepang

Minna san,
Dalam suasana ramadhan saat ini, JFC ingin berbagi info mengenai arubaito di Jepang.

Tentu sekarang sudah tidak asing lagi dengan istilah "arubaito" ya? Arubaito atau baito berasal dari bahasa Jerman yaitu "arbeit" yang berarti work atau kerja. Di Jepang, kata arbeit berubah menjadi arubaito yang indentik dengan makna part-time job atau kerja paruh waktu.

Mahasiswa asing di Jepang, juga diperbolehkan untuk kerja paruh waktu dengan ketentuan-ketentuan seperti: tidak bekerja yang melanggar tatanan etika masyarakat dan tidak boleh bekerja lebih dari 28 jam/minggu. Kalau melangggar ketentuan tersebut, hati-hati nanti bisa dideportasi. Malu kan kalau sampai dideportasi.

Pemerintah sengaja membatasi jumlah jam kerja supaya mahasiswa asing tidak keenakan kerja hingga meninggalkan kuliahnya. Tapi tenang saja, gaji kerja paruh waktu di Jepang, lumayan banget loh! Walaupun dibatasi, tetap bisa membiayai kehidupan sehari-hari setiap bulannya.

Penasaran gajinya berapa?
Sistem gaji kerja paruh waktu di Jepang adalah per jam atau disebut jikyuu (gaji per jam).
Besar gaji bervariasi tergantung daerah, jenis pekerjaan dan jam kerja yaitu sekitar 800 - 1.200 yen (berarti sekitar Rp.80.000 - Rp. 120.000 per jam loh! uwiwiwiwi).

*) Apabila lokasi di Tokyo dan bekerja di restoran yang membutuhkan skill bahasa Jepang dan bekerja setelah jam 8 malam maka gaji yang didapat bisa mencapai 1200 yen/jam.
Kalau dihitung-hitung bekerja sesuai ketentuan pemerintah selama 28 jam/minggu, maka gaji yang didapat perbulan bisa mencapai 134.400 yen (sekitar Rp. 13.440.000).

Walaupun belum bisa bahasa Jepang dan hanya mendapat gaji 800yen/jam, jangan khawatir sebulan masih bisa mendapat 89.600 yen (sekitar Rp. 8.960.000). So, jangan takut tidak bisa hidup di Jepang. Selama kita punya tekad yang kuat, rajin, dan semangat, pasti bisa!!



Lagi pula, selain dapat penghasilan yang lumayan, kerja paruh waktu di Jepang juga bisa mendapatkan berbagai manfaat seperti:

  • Bisa mendapatkan teman lebih banyak lagi;
  • Bisa dapat pengalaman bekerja di Jepang;
  • Walaupun hanya kerja cuci piring di dapur, atau beres-beresin barang, tetap saja bisa merasakan langsung etos kerja di Jepang;
  • Bisa belajar budaya bekerja di Jepang seperti disiplin waktu (jangan sampai telat datang ke tempat arubaito), budaya menyapa (waktu bekerja di restoran, walaupun kita masuk siang atau malam, tetap saja salam yang kita ucapkan adalah "ohayou gozaimasu" atau selamat pagi), dll.
  • Bisa melatih serta meningkatkan kemampuan komunikasi dalam bahasa Jepang.
  • Bisa mengenal istilah-istilah produk, bahan makanan, jenis ikan dll. bisa belajar kanji juga kan? :D



Cara Mendapat Izin Arubaito

Nah, kalau sudah tahu besar gaji dan manfaat kerja paruh waktu di Jepang, pasti jadi ingin mencoba ya? JFC juga akan memberi info cara mendapat izin untuk bisa kerja paruh waktu di Jepang.

1. Apabila sudah tiba di Jepang dan memiliki Residence Card, silahkan datang ke kantor imigrasi setempat di Jepang dengan membawa residence card dan paspor. Setelah tiba di sana akan diminta untuk isi formulir dan menyerahkan dokumen yang dibawa. Dua minggu kemudian datang lagi ke kantor imigrasi untuk mengambil paspor yang telah ditempel izin arubaito berupa stiker.

2. Apabila melalui JFC, sekolah bahasa rekanan JFC bisa langsung memberikan formulir izin arubaito sebelum berangkat ke Jepang. Formulir tersebut diisi dan diserahkan ke imigrasi di bandara di Jepang. Jadi, nanti di imigrasi bandara di Jepang akan diberikan residence card dan stiker izin arubaito di paspor. Sudah semakin praktis ya.

Setelah tiba di Jepang, tentu sebaiknya jangan langsung kerja paruh waktu. Harus menunggu dulu sekitar 1 bulan atau sampai sudah merasa nyaman.

Mencari lowongan kerja paruh waktu di Jepang, tidak begitu sulit, bisa ditemukan di majalah, pamflet, di seven eleven dll. Ketika melamar kerja, sebaiknya memakai pakaian yang rapi serta membawa CV, residence card, buku rekening, paspor (untuk melihat izin bekerja) dan inkan (jika diperlukan)

Format CV bisa dibeli di convenience store (kombini) seperti seven eleven dll atau download di sini

Informasi lainnya tentang inkan dan buka rekening bank, bisa dicek di sini juga.

Jadi, Minna san, kalau ada yang punya rencana belajar sambil part time di Jepang, silahkan hubungi JFC saja. Ada banyak informasi dan bisa support part time di Jepang juga :)

Sampai bertemu dipostingan JFC berikutnya (^o^)

    

5/12/2015

Biaya Kuliah di Jepang

Hallo ^^
Bagaimana dengan rencana studi ke Jepang?
Apakah semakin mantap atau bimbang?

Sesuai pengalaman JFC, hal yang menjadi bimbang untuk sekolah/kuliah di Jepang adalah BIAYA.
betul tidak? biaya kadang menjadi kendala untuk sekolah ke luar negeri.
Oleh karena itu, postingan kali ini, JFC akan mencoba menjelaskan tentang berapa banyak biaya yang dibutuhkan untuk kuliah di Jepang?

1. Biaya Sekolah Bahasa Jepang
Bagi kalian yang ingin sekolah di Jepang, memang sebaiknya menguasai bahasanya terlebih     dahulu. Kenapa? karena bahasa Jepang akan menjadi modal utama untuk hidup sehari-hari di Jepang.
contoh: ketika belanja, ketika kerja paruh waktu, ketika makan di restoran, ketika cari buku, bahkan ketika nonton tv, atau bahkan ketika nonton bioskop (percaya deh, film Hollywood di-dubbing ke bahasa Jepang loh!) dsb. Jadi, bahasa Jepang sangat penting kan?
Nah, biaya sekolah bahasa Jepang di Jepang pertahunnya adalah 728,000 - 800,000 yen tergantung sekolah dan lokasinya.

2. Biaya Kuliah di Jepang
Setelah lulus sekolah bahasa dan memiliki kemampuan bahasa Jepang yang luar biasa, mulai saatnya mencari info tentang biaya kuliah di Jepang.
- Program Sarjana (S1) / Pasca Sarjana (S2):
   Universitas negeri jurusan apapun, biayanya sekitar 535,800 yen/tahun.
   Universitas swasta bisa menghabiskan biaya sekitar 881,808 yen/tahun bahkan lebih tergantung jurusan yang diambil.


3. Biaya Hidup di Jepang
Ini yang paling penting dan perlu dicermati baik-baik.
Biaya tentu tergantung lokasi tempat tinggal dan sifat siswa itu sendiri.
Kalau siswanya boros, maka tentu pengeluarannya banyak. Kalau hemat, tentu saja lebih bagus.
Mari kita coba jabarkan biaya untuk hidup di Tokyo selama 1 bulan:
- Asrama sekitar 50,000 yen (tergantung lokasi ada yang lebih mahal dan juga ada yang lebih murah)
- Air, Listrik, Gas sekitar 5,000 yen
- Makan sekitar 20,000 yen
- Handphone sekitar 7,000 yen
- Dll sekitar 10,000 yen
Total per bulan sekitar 92,000 yen
Gaji Part time per bulan sekitar 95,200 yen (dengan gaji 900 yen/jam)
Masih ada sisa 3,200 yen, lumayan kan bisa ditabung.

Mahasiswa asing di Jepang boleh bekerja paruh waktu maksimal 28 jam/minggu dan untuk gajinya bisa mendapat 800-1,200 yen/jam tergantung lokasi dan jenis pekerjaannya.

Part time sangatlah bagus bagi mahasiswa asing, karena bisa melatih komunikasi dalam bahasa Jepang dan juga bisa mendapat banyak teman dan pengalaman.
Pengalaman part-time juga akan menjadi suatu cerita yang membanggakan selama menimba ilmu di Jepang loh!

Mengenai info lain tentang kehidupan di Jepang, bisa dicek di sini juga :)

       

5/07/2015

Koinobori dan Anak-Anak Jepang

Konnichiwa (^O^)/

Tidak terasa kita telah memasuki awal bulan Mei di tahun 2015. Waktu terasa berlalu dengan cepat ya. Hari ini kami akan membahas mengenai koinobori di Jepang. Yuk disimak!

Bulan Mei di Jepang identik dengan libur Golden Week (atau libur panjang selama 1 minggu) yang umumnya dimulai pada akhir bulan April hingga awal bulan Mei sekitar tanggal 6. Nah, di akhir libur panjang ini, terdapat perayaan hari anak-anak atau yang disebut dengan Kodomo no Hi yang jatuh pada tanggal 5 Mei tiap tahunnya. 


Perayaan ini diramaikan dengan bendera koinobori yang dipasang di depan rumah maupun di dekat sungai. Walaupun disebut sebagai hari anak-anak, namun perayaan ini sebenarnya dikhususkan kepada para anak laki-laki. Kalau kamu sedang berada di Jepang pada saat perayaan ini berlangsung, kamu akan melihat banyak sekali bendera bergambar ikan berkibar dengan berbagai warna dan ukuran.

Nah, bendera berbentuk ikan itu disebut Koinobori dalam Bahasa Jepang. Kata "koinobori" jika ditelaah lebih lanjut, berasal dari kata Koi yang artinya jenis ikan Koi dan nobori yang artinya naik.  Makna dari pengibaran tersebut adalah mendoakan anak laki-laki yang ada di dalam keluarga agar dapat sukses dalam hidupnya dan dapat bertahan walaupun banyak halangan yang menimpa. Pengibaran ini telah dilakukan sejak zaman pertengahan Edo di Jepang yang dimulai oleh kelas samurai.


Oh iya, pengibaran koinobori ini memiliki caranya sendiri, lho. Dalam 1 set bendera, kamu bisa melihat benda-benda berikut:

1. Bola naga (ryudama) yang dipasang di bagian atas tiang.
2. Roda berjari anak panah (yaguruma) yang dipasang setelah ryudama.
kedua benda di atas dipercaya memiliki kemampuan untuk mengusir roh jahat.
3. Bendera yang memiliki 5 warna berbeda (fukiganashi), yang melambangkan 5 unsur alam yang dipercaya dapat menangkal segala macam penyakit.
4. Koinobori berwarna hitam (magoi), yang melambangkan sosok ayah yang bertanggung jawab pada keluarganya.
5. Koinobori berwana merah (higoi), yang melambangkan sosok ibu yang memiliki jiwa penyemangat dan cinta dalam menjaga dan merawat keluarga.
6. Koinobori berwarna biru, yang melambangkan putra sulung.
7. Koinobori berwarna hijau, yang melambangkan putra kedua dan seterusnya.


 (perlu diketahui, ukuran koinobori semakin kecil ke bawah, seperti yang tampak pada gambar berikut.)

Walaupun koinobori dikhususkan untuk anak laki-laki, namun dewasa ini orang Jepang juga memasang koinobori untuk anak perempuannya dengan warna-warna cerah.


Kalau kamu ingin menikmati suasana perayaan ini, kamu bisa mengunjungi sungai Sagamihara yang letaknya sekitar 2 jam dari Tokyo. Memang jaraknya sedikit jauh, tapi wajib kamu datangi karena selain bisa melihat pemandangan banyaknya koinobori yang dikibarkan, kamu juga bisa memakan makanan jalan (street food) Jepang di area ini.

Semoga bermanfaat.
Cheers,

~Study Go Japan~ (Monica)

Image sources: Google Images

    

4/30/2015

Program Pascasarjana Jurusan IT di Kyoto College of Graduate Studies for Informatics

Postingan JFC kali ini akan memberikan info khusus bagi kalian yang ingin melanjutkan S2 jurusan IT di Jepang.

      LULUS S1? ingin lanjut S2 di Jepang jurusan IT??
      LULUS D3? ingin lanjut S2 di Jepang jurusan IT??

      Jawabannya BISA

Kenapa?! karena Kyoto College of Graduate Studies For Informatics (KCG) membuka pendaftaran bagi lulusan S1 maupun D3 dengan jurusan apapun.
Setelah lulus S2, gelar yang didapat adalah Master of Science in Information Technology.
Wah menyenangkan sekali ya, tidak punya basic IT, tapi bisa kuliah S2 jurusan IT.
Bagi yang tidak punya basic IT sama sekali, bisa ambil jurusan Web Business Technology dimana akan diajarkan ilmu-ilmu dasar IT.

Selain itu, bagi lulusan S1/D3 jurusan IT juga pastinya bisa apply di universitas ini. 
Karena akan ada jurusan Web System Development atau jurusan Content Business dimana kemampuan IT yang sudah dimiliki akan lebih dikembangkan lagi.

Supaya bisa masuk universitas ini, hanya satu persyaratan yang harus dipenuhi secara mutlak yaitu harus memiliki sertifikat JLPT N2.

Oleh karena itu, Kyoto College of Graduate Studies For Informatics (KCG) bekerja sama dengan Kyoshin Language Academy (KLA) menawarkan program berikut kepada para pelajar Indonesia.

Apabila siswa belajar bahasa Jepang di KLA sebelum masuk KCG, maka akan dapat DISKON 50% untuk biaya kuliah di KCG.

Lokasi KLA dan KCG yang tidak jauh, membuat siswa akan sangat mudah mencari informasi mengenai KCG selama belajar bahasa Jepang di KLA.

KLA sendiri merupakan sekolah bahasa di Kyoto yang lokasinya sangat strategis dan nyaman untuk belajar sehingga dapat dengan cepat mencapai JLPT N2 dalam waktu 1-1,5 tahun.

KLA memiliki guru pembimbing yang bisa berbicara bahasa Indonesia, sehingga siswa yang baru datang dan tidak bisa bahasa Jepang sama sekali tidak perlu risau!! 







Info lebih lanjut hubungi:
Japan Future Center
021-2960-7298
LINE ID: japanfuture