2/25/2015

Museum Part 1: Yūshūkan, Museum Pahlawan Jepang


Kuil Yasukuni tampak luar dengan pagar tembok. Terdapat tulisan "Kuil Yasukuni".
Foto oleh: CA (2012)

Yūshūkan


  Yūshūkan merupakan museum perang Jepang yang berlokasi di komplek Kuil Yasukuni. Museum ini menyimpan semua rekam jejak sejarah perang dan militer Jepang terutama berkisar pada awal zaman kontemporer Jepang sampai berakhirnya Perang Dunia II.


Yūshūkan
Sumber Gambar: Website Resmi Kuil Yasukuni
(http://www.yasukuni.or.jp)


Kontroversi Kuil Yasukuni

  Kuil yasukuni disebut juga kuil paling kontroversial di Asia Timur. Pasalnya kuil pahlawan Jepang ini sensitif sekali dengan masalah sejarah untuk semua negara di Asia Timur. Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, pada tahun 2013, tepat setahun pengangkatannya menjadi perdana menteri, yaitu tanggal 26 Desember 2013 berziarah ke Kuil Yasukuni, yang merupakan tempat bersemayamnya arwah patriot-patriot Jepang. Setelah Perdana Menteri Koizumi, PM Abe adalah kali pertama yang berziarah semenjak era Koizumi. Berziarah ke kuil Yasukuni dianggap menyinggung masa lalu negara tetangga Jepang, yaitu Tiongkok, dan Korea Selatan. Setiap kali perdana menteri Jepang yang berziarah ke Kuil Yasukuni selalu disambut dengan demonstrasi warga Tiongkok. Warga Tiongkok menganggap Jepang tidak menghormati dan menghargai perasaan warga Tiongkok.

PM Abe Berziarah ke Kuil Yasukuni

Demonstarsi di Cina Menentang Ziarah Yasukuni

  Jika kita menengok ke belakang, Jepang merupakan monster bagi penduduk Tiongkok dan Semenanjung Korea. Invasi Jepang menyebabkan meletusnya Perang Dunia II di kawasan Asia Timur. Cerita-cerita yang menggambarkan mengenai kekejaman serdadu Jepang di Tiongkok, banyak tertuang dalam buku, novel, film dll. Di lain sisi, Jepang menganggap berakhirnya perang, berarti berakhir pula masa kelam Jepang bergelut dengan perang. Patriot-patriot Jepang yang gugur dipandang sebagai ksatria yang gugur karena membela negaranya. Warga Jepang yakin arwah-arwah mereka bersemayam dengan tenang di Kuil Yasukuni.

Sejarah Kuil Yasukuni

  Asal mula Kuil Yasukuni adalah berawal dari Kuil Tokyo Shokan yang didirikan pada tanggal 29 Juni 1896 (Meiji tahun ke-2), yang pada waktu itu Jepang lahir sebagai negara modern yang bersatu setelah terjadi revolusi besar dalam sejarah, yaitu, Restorasi Meiji. Sebelumnya Jepang merupakan negara tertutup dibawah pemerintahan Keshogunan Tokugawa, yang berlangsung selama hampir kurang lebih 250 tahun lamanya. Aktifitas perdagangan dan hubungan dengan negera luar dibatasi oleh keshogunan. Tetapi setelah itu Amerika Serikat datang menuntut Jepang membuka diri dan membangun tatanan negara asia yang maju. Kelompok pro dan penentang permintaan Amerika Serikat ini tumbuh beriringan dan mengakibatkan terjadinya konflik besar di dalam negeri Jepang. Keshogunan Tokugawa yang kehilangan kekuatan dalam menghadapi situasi seperti ini terpaksa menyerahkan kekuasaannya ke tangan kaisar, dan Jepang lahir sebagai negara baru yang modern dengan kaisar sebagai pusat pemerintahan.

Tokyo Shokonsha pada tahun 1873
Sumber Gambar: Wikipedia

  Ujian Jepang untuk menjadi negara maju dan modern tidak cukup sampai situ. Belum lama setelah Restorasi Meiji, Perang Boshin pun meletus, dan mengakibatkan Jepang kehilangan banyak prajurit dalam perang saudara ini. Dari sinilah Kaisar Meiji lalu membangun Kuil Shokan untuk menghormati arwah prajurit yang gugur dalam perang. Kaisar Meiji ingin arwah dan nama-nama prajurit yang gugur dalam perang bisa terus diingat oleh generasi berikutnya sebagai pahlawan yang dengan gigih bertarung untuk satu tujuan, yaitu negara maju dan modern. Kuil Shokan inilah yang sekarang bernama Kuil Yasukuni, yang diubah namanya pada tanggal 4 Juni 1879 (Meiji tahun ke-12).

Kunjungan Adolf Hitler (Oktober 1938)
Sumber Gambar: Wikipedia

Tujuan Kuil Yasukuni

  Di dalam Kuil Yasukuni bersemayam arwah-arwah prajurit yang gugur dalam berbagai perang saudara, diantaranya, Perang Boshin, Pemberontakan Saga, Perang Sainan, yang merupakan gejolak yang dialami Jepang dalam mewujudkan negara maju dan modern. Selain itu, tokoh-tokoh restorasi seperti Sakamoto Ryoma, Toshida Shoin, Takasugi Shinsaku, Hashimoto Sanai, lalu prajurit-prajurit yang gugur dalam beberapa peperangan besar seperti, Perang Jepang-Tiongkok, Perang Jepang Rusia, Perang Dunia I, Insiden Manchuria, Perang Asia Pasifik (Perang Dunia II), dan sebagainya, semua bersemayam di kuil ini. Terhitung 2.646.000 arwah bersemayam di kuil ini.

Kunjungan Pasukan Angkatan Laut Nazi Jerman (Maret 1937)
Sumber Gambar: Wikipedia

  Kuil Yasukuni juga tidak hanya tempat bersemayamnya para prajurit di medan perang, petugas medis dalam perang, personil sipil, dan semua yang turut terjun membantu peperangan di garis belakang juga disemayamkan di sini. Bahkan orang Jepang yang gugur dalam peperangan yang berasal dari Taiwan dan Semenanjung Korea, serta para tawanan Perang Dunia II yang tewas pada saat hendak dikirim ke Siberia, dan seluruh tawanan perang pada Perang Asia Pasifik juga bersemayam di sini.

  Semua orang yang disemayamkan di Kuil Yasukuni tidak dibedakan berdasarkan status, pangkat, prestasi, serta jenis kelamin, semua melebur dalam satu persemayaman sebagai arwah yang dihormati oleh tanah air dan bangsa. Itu merupakan tujuan dari Kuil Yasukuni itu sendiri. Orang-orang yang gugur untuk negaranya sendiri, 2.646.000 arwah yang bersemayam di Kuil Yasukuni adalah orang-orang yang diyakini dan dihormati semua orang Jepang sebagai arwah pahlawan yang melindungi tanah air dan bangsa Jepang.

Kuil Yasukuni Pada Malam Tahun Baru
Sumber Gambar: Website Resmi Kuil Yasukuni
(http://www.yasukuni.or.jp)

Kuil Yasukuni dan Orang Jepang

  Dari dulu orang Jepang percaya bahwa orang yang sudah tiada akan terus bersemayam dan tinggal di tanah air Jepang dan terus melindungi seluruh keturuan dan cucu mereka. Oleh karena itu orang Jepang masih percaya arwah yang sudah tiada menjelma sebagai dewa bagi mereka. Sampai sekarang budaya itu terus diwariskan hingga cucu-cicit. Mereka percaya orang yang meninggal di setiap keluarga akan menjadi dewa pelindung keluarga tersebut, dan oleh karena itu orang Jepang mempercayai keberadaan arwah dewa terebut yang membuat negara Jepang ada hingga sekarang. Dengan itu keberadaan makam di Jepang sangat dipelihara dan dihormati orang Jepang, khususnya makam tempat bersemayam para patriot Jepang, seperti Kuil Yasukuni dan lainnya merupakan bagian dari budaya yang tak terpisahkan dari warisan luhur orang Jepang.

Kuil Yasukuni Pada Musim Semi

Kuil Yasukuni Pada Musim Panas

Kuil Yasukuni Pada Musim Gugur

Kuil Yasukuni Pada Musim Dingin
Sumber Gambar: Website Resmi Kuil Yasukuni
(http://www.yasukuni.or.jp)

Asal Nama Yūshūkan

  Meminjam pepatah Tiongkok klasik dari seorang filsuf dan konfusian Xunzi, yang berbunyi, 「君子居必郷擇 遊必士就」 dengan arti kira-kira seperti ini, seseorang akan memilih kotanya karena lingkungan sekitarnya baik, dan jika kota tersebut berubah menjadi buruk ia akan bergaul dengan orang yang baik untuk menciptakan lingkungan yang baik. Kata yang berarti "bermain" dalam hal ini mengandung banyak makna, terutama merujuk pada kata "bergaul", "berpetualang", sedangankan kata merujuk pada kata "belajar". Pepatah di atas dapat ditafsirkan secara bebas sesuai dengan apa yang ingin dijadikan tujuan dari makna pepatah tersebut. Agar dapat dipahami secara terang untuk sebuah tujuan dari makna museum, maka lebih sederhana bila kita artikan seperti ini, "berpetualang di suatu kota untuk mendapatkan ilmu pengetahuan". Dengan begini kata dalam Bahasa Jepang dibaca Yū, dan dibaca S, serta dibaca Kan yang artinya "gedung". Lalu tujuan museum ini sendiri adalah untuk belajar dari jasa-jasa pahlawan dengan mengunjungi tempat persemayamannya, maka museum ini diberi nama Yūshūkan.

Kanji Yūshūkan
Sumber Gambar: Website Resmi Kuil Yasukuni
(http://www.yasukuni.or.jp)


Sejarah Yūshūkan

  Pembangunan Yūshūkan pertama tercetus pada sekitar berakhirnya Perang Sainan, tahun 1877 (Meiji tahun ke-10). Lalu pada tahun 1879 (Meiji tahun ke-12) Jendral Angkatan Darat Tentara Kekaisaran Imperial Jepang, Perdana Menteri Jepang ke-3, Yamagata Aritomo, memprakarsai rencana berdirinya musuem untuk menyimpan semua senjata perang sepanjang sejarah Jepang dan untuk menghormati arwah pahlawan Jepang, dengan arsitektur bergaya Italia. Tahun 1881 (Meiji tahun ke-14) pembangunan dengan gaya arsitek Italia dimulai, tanggal 25 Februari 1882 (Meiji tahun ke-15) diadakan upacara peresmian pembukaan museum. Sedangkan nama museum diresmikan oleh Menteri Rumah Tangga Kekaisaran, Tanaka  Mitsuaki.

Yūshūkan Zaman Meiji
Sumber Gambar: Website Resmi Kuil Yasukuni
(http://www.yasukuni.or.jp)

  Yūshūkan terus menjadi museum kebanggaan Jepang sampai melewati masa Perang Jepang-Tiongkok, Perang Jepang-Rusia, Perang Dunia I, bahkan dilakukan peremajaan dan penambahan gedung baru. Namun pada tahun 1923 (Taisho tahun ke-12) terjadi Gempa Besar Kanto yang menyebabkan rusaknya bangunan, hingga harus kembali diperbaiki.

  Tahun 1924 (Taisho tahun ke-13), untuk sementara dibangun gedung dengan skala kecil hingga pada Februari 1928 (Showa tahun ke-3), Kaisar Showa memerintahkan untuk membentuk panitia percepatan renovasi museum. Wujud museum dibangun kembali dengan arsitektur bergaya oriental modern berkat bantuan arsitek ternama Jepang di Universitas Tokyo, Ito Chuta. Pada tahun 1930 (Showa tahun ke-5) konstruksi bangunan dipercepat, hingga pada tahun berikutnya bangunan rampung, dan pada tanggal 26 April 1932 diadakan peresmian pembukaan museum yang menandakan museum dibuka secara resmi.

  Menjelang berakhirnya Perang Dunia II, bulan Mei 1945 (Showa tahun ke-20), ruangan sekitar hal utama mengalami rusak dan beberapa bangunan hancur akibat peristiwa pengeboman lewat udara oleh tentara Angkatan Udara Amerika Serikat. Perpustakaan dan barang-barang penting setelah Zaman Tokugawa banyak yang hilang. Lalu setelah Jepang kalah perang, museum dilarang beroperasi oleh pasukan pendudukan Amerika Serikat dan dialih-fungsikan sebagai kantor pusat salah satu perusahaan asuransi sampai tahun 1980 (Showa tahun ke-55).

  Memasuki tahun 1980 (Showa tahun ke-55) persiapan pembukaan museum dimulai. Pada bulan Desember 1985 (Showa tahun ke-60), renovasi museum selesai, pada bulan Juli tahun berikutnya persiapan seluruh isi museum mulai kembali ditata, hingga akhirnya museum kembali dibuka setelah 44 tahun lamanya. Hingga beranjak usia sekitar 130 tahun, sekitar tahun 2002, museum mengalami pembaharuan untuk semua fasilitas dan tampilan, menjadi menarik dan modern.

Isi Museum

  Pengunjung dapat membeli karcis seharga 800 yen untuk sekali masuk. Loket pembelian terletak tidak jauh dari pintu masuk. Setelah membeli tiket pengunjung langsung dapat menikmati petualangan sejarah yang dimulai dari lantai dua.

  Di lantai dua ini pengunjung akan disuguhkan eksibisi pembabakan zaman Jepang. Mulai dari zaman keshogunan sampai zaman kotemporer. Pada zaman keshogunan atau era samurai dipajang banyak sekali pakaian zirah kasta samurai. Terdapat juga pedang katana, dan banyak lagi koleksi lainnya. Pada eksibisi pertama ini pengunjung akan disajikan untuk menjelajahi zaman Jepang dari zaman kuno sampai zaman keshogunan terakhir, Edo.

Koleksi Pakaian Zirah

Sumber Gambar: Website Resmi Kuil Yasukuni
(http://www.yasukuni.or.jp)


  Lalu lanjut ke zaman selanjutnya yaitu, zaman akhir Edo, atau disebut juga Bakumatsu. Di eksibisi ini pengunjung disajikan secara kronologis semua kejadian dan peristiwa penting yang menandakan zaman ini, seperti kedatangan Kapal Hitam Amerika Serikat di Edo, Perang Boshin, dsb. Pengunjung dapat melihat ilustrasi alur peristiwa-peristiwa penting tersebut lewat sebuah gambar dan tulisan.

  Terus menjelajahi eksibisi, maka pengunjung akan terus menjelajahi zaman Jepang sampai pada akhir Perang Dunia II. Dari Restorasi Meiji, Perang Jepang-Tiongkok, Perang Jepang Rusia, Perang Dunia I, Perang Dunia II, dan sebagainya.



Beberapa Eksibisi dan Galeri Pembabakan Zaman
Sumber Gambar: Website Resmi Kuil Yasukuni
(http://www.yasukuni.or.jp)

  Setelah selesai berpetualang di lantai dua, rute selanjutnya adalah lantai satu. Di sini dikupas habis semua tentang Perang Asia Pasifik, atau yang kita kenal dengan Perang Dunia II. Yūshūkan memberikan perhatian pada fase ini karena memberikan pengaruh yang sangat besar sejarah bangsa Jepang. Di lantai satu ini disajikan beberapa eksibisi yang menampilkan kronologi kejadian pada Perang Asia Pasifik serta peristiwa terkait dunia yang terjadi bersamaan dengan Perang Asia Pasifik.



Eksibisi dan Galeri Perang Asia Pasifik
Sumber Gambar: Website Resmi Kuil Yasukuni
(http://www.yasukuni.or.jp)

  Tiba di fase terakhir, pengunjugn akan melihat nama-nama prajurit yang wafat selama perang. Seperti yang sudah dipaparkan di atas, tujuan museum ini adalah untuk menghormati arwah pahlawan dan memberitahukan nama-nama yang sudah berjuang demi bangsa dan negara kepada generasi berikutnya. Pada rute terakhir ini pengunjung akan melihat klimaks dari museum ini, bahwa betapa kejamnya perang fisik, agar di masa selanjutnya tragedi kemanusiaan yang terbesar sepanjang sejarah ini tidak terulang kembali.




Foto dan Nama Arwah
Sumber Gambar: Website Resmi Kuil Yasukuni
(http://www.yasukuni.or.jp)

  Setelah puas berpetualang melihat isi museum pengunjung juga dapat membeli pernak-pernik atau buku bacaan sejarah di museum ini. Museum juga menyediakan kantin untuk melepas lelah setelah berpetualang sambil menyantap hidangan kantin. Selain itu, disediakan pula toko untuk membeli oleh-oleh seperti gantungan kunci, pernak-pernik, sampai miniatur kapal perang dan bendera Jepang.


Toko Buku dan Kantin
Sumber Gambar: Website Resmi Kuil Yasukuni
(http://www.yasukuni.or.jp)

  Ada yang terlupakan dari keistimewaan museum ini. Yaitu ruang tempat penyimpanan artileri berat dan pemutaran film. sebelum memasuki rute dari petualangan museum, pengunjung dapat menyaksikan film yang memutar bagaimana bangsa Jepang melewati sejarah kelam peperangan, serta banyak pesan yang ingin disampaikan pada film tersebut. Walau kenyataanya sebagai negara yang kalah perang, Jepang dinyatakan sebagai penjahat perang, tapi pemerintah Jepang harus menjaga dan menghormati seluruh korban yang tewas untuk selalu menyampaikan bahwa perang itu sangatlah buruk, dan walaupun Jepang buruk di mata dunia, tetapi mereka yang telah tiada bagi orang Jepang merupakan pejuang yang gigih dalam membela negaranya. Dan melalui pemutaran film ini tujuan itu disampaikan. Pemutaran film biasanya diulang setiap satu jam sekali.



Sumber Gambar: Website Resmi Kuil Yasukuni
(http://www.yasukuni.or.jp)

Akses Menuju Museum

  Jika menggunakan kereta, dapat ditempuh dengan naik kereta JR, Chuo Line atau Sobu Line turun si Stasiun Ichigaya, dari situ dapat ditempuh dengan jalan kaki 10 menit.

Berpetualang Sambil Belajar

  Museum ini sangat tepat bagi kamu yang penikmat sejarah. Terlepas dari kontroversi tentang museum ini, pelajaran bagaimana menghargai sejarah dan bagaimana mengambil pelajaran dari sejarah merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu bagi kamu yang berencana ke Jepang dan melanjutkan studi ke Jepang, sangat direkomendasikan untuk berpetualang di museum ini.

Sebuah Ideologi berbicara tentang kejayaan dan kedamaian, tapi Sejarahnya berbicara tentang kekejaman.

Selamat berpetualang!

-Study Go Japan-

Posted by

    

2/20/2015

Maiko dan Geiko

Maiko dan Geiko  

  Kita mengenal Geisha tentu dengan berbagai definisi yang lahir  dari setiap sudut pandang orang yang berbeda. Secara harfiah Geisha adalah Seniman, Gei (芸) adalah Seni, dan Sha (者) adalah Orang. Pada pertengahan Zaman Edo Geisha merupakan salah satu profesi yang sangat terkenal. Profesi dari Geisha adalah menghibur. Seorang Geisha merupakan orang yang dapat menguasai seni tari dan memainkan berbagai macam alat musik. Pada Zaman Edo di kota-kota seperti Kyoto dan Osaka, Geisha dibagi menjadi dua, laki-laki dan perempuan. Umumnya Geisha pria menghibur dengan memainkan alat musik seperti Taiko (gendang) dan lain-lain. Sedangkan Geisha wanita menari dan juga memainkan alat musik. Geisha wanita juga kadang disangkut-pautkan dengan wanita penghibur lain untuk para lelaki mabuk. Pada Zaman Meiji, istilah Geisha hanya dipakai untuk wanita saja, dan sampai sekarang Geisha identik dengan wanita.

Panggilan untuk Geisha dibagi menjadi dua, yaitu Maiko dan Geiko

  Maiko (舞妓) dan Geiko (芸妓) merupakan professional yang melayani tamu pada acara perjamuan. Sedangkan kota tempat dimana Maiko dan Geiko berada disebut dengan Kagai/Hanamachi (花街). Di Jepang daerah yang terkenal dengan Kagai adalah Kyoto. Terdapat 5 Kagai di Kyoto, salah satu yang paling terkenal adalah Gion (祇園).

Maiko (sebelah kiri)
Sumber Gambar: Wikipedia

  Biasanya karakteristik dari Maiko dan Geiko adalah make-up wajah dengan warna putih dan memakai Kimono dengan corak yang mencolok.

Sumber Gambar: Wikipedia

  Hubungan antara Maiko dan Geiko adalah, Geiko merupakan posisi di atas dari Maiko. Jika seorang Maiko sudah dapat berdiri sendiri tanpa bimbingan dari Geiko, maka bisa dikatakan seorang Maiko sudah dapat dikatakan sebagai seorang Geiko. Yang artinya Maiko adalah fase pelatihan untuk bisa menjadi seorang Geiko. Seorang Maiko juga biasanya lebih muda dari seorang Geiko, dan lebih lembut pembawaan karakternya.

  Sekarang seorang Maiko biasanya berumur belasan sampai 20 tahun. Bahkan pada zaman dahulu seorang Maiko lebih terlihat kanak-kanak dan biasanya lebih menampilkan karakter kekanak-kanakannya. Biasanya seorang Maiko mengenakan Furisode (振袖) yang bercorak terang yang memiliki Kataage (肩上げ) dan Sodeage (袖上げ). Lalu bunga yang berada di atas kepala lebih terlihat cantik. Obi yang dipakai juga terlihat longgar, dan memaki Okobo (bakiak tinggi ala Jepang).

Maiko (kiri) dengan karakter "kekanak-kanakan"
dan Geiko (kanan) dengan karakter dewasa.

Okobo
Sumber Gambar: Wikipedia

  Seperti yang dikatakan di atas, seorang Geiko merupakan senior dari Maiko. Oleh karena itu, Maiko harus menempa karirnya selama beberapa tahun untuk dapat menjadi seorang Geiko. Maiko adalah seorang “anak-anak” dan Geiko adalah seorang “dewasa”. Pada saat menjadi Geiko, seorang Meiko harus meninggalkan karakter kekanak-kanakannya, dan tampil dengan karakter dewasa layaknya seorang Geiko.

  Seorang Geiko biasanya menampilkan karakter dewasanya dari penampilan Kimono yang dipakai. Panjang Sode yang dipakai biasanya merupakan ukuran panjang pada umumnya, karakter dari Kimono yang dipakai lebih kalem daripada yang dikenakan oleh seorang Maiko, simpul Obi yang dikenakan adalah simpul Otaiko, dan sendal yang dipakai biasanya adalah Zōri (草履) atau Geta (下駄).

Zōri
Sumber Gambar: Wikipedia


Geta
Sumber Gambar: Wikipedia

  Biasanya dalam setiap penampilan perjamuan seorang Maiko merupakan pendamping dari Geiko. Seorang Geiko bisanya lebih mendominasi dan memimpin jalannya pertunjukan. Biasanya yang disajikan dari Maiko dan Geiko adalah seni tari dan pertunjukan seni lainnya.

  Seorang Maiko dan Geiko bukanlah hanya seorang Geisha atau seniman belaka. Maiko dan Geiko harus melewati hari-hari untuk menjadi seorang Geisha. Oleh karena itu dengan panjangnya perjuangan menjadi seorang Geisha, di situlah letak keindahan seni dari Geisha. Dengan hanya memakai Kimono saja keindahan tersebut tidak akan lahir tanpa adanya perjuangan untuk menjadi seorang seniman penghibur.

- Study Go Japan -

Posted by

    

2/18/2015

Belanja Murah di Jepang? Kunjungi 5 Tempat Ini!

Hallo (^O^)/

Bagi para mahasiswa asing yang sedang atau akan tinggal di Jepang, terutama di Tokyo, pasti pernah kebingungan harus belanja dimana supaya bisa menghemat uang, benarkan? Walaupun kita semua tahu kalau Tokyo adalah salah satu kota dengan biaya hidup yang tinggi, tapi ternyata ada tempat dimana kita bisa belanja dengan harga murah, lho. Jadi, buat kamu yang akan studi atau pertama kali ke Jepang, tidak perlu lagi cemas dengan kondisi keuangan kamu, karena kamu bisa menghemat uang kamu di tempat-tempat berikut. Yuk disimak!

1. 100 yen shop

Ini adalah toko wajib yang kamu kunjungi ketika berada di Jepang. Kenapa? Karena di toko ini, kamu bisa menemukan segala macam barang, mulai dari makanan sampai alat-alat rumah tangga, dengan harga 100 yen. Murah banget kan? Walaupun murah, bukan berarti kualitasnya abal-abalan, lho. Kualitas barang-barang disini cukup awet kalau digunakan secara wajar. 



Toko 100 yen ini dapat mudah kamu temukan di sekitaran Tokyo. Cari saja toko dengan tulisan 100円ショップ seperti gambar di bawah, atau kamu juga bisa mencari toko Daiso 100 yen, yang cukup banyak tersebar di seluruh Jepang.


2. Donki Hote (ドン.キほーテ)

Harga barang di toko ini sedikit lebih mahal daripada toko 100 yen. Namun, kamu bisa menemukan lebih banyak variasi produk dan merek di toko ini, dengan kualitas yang sedikit lebih baik. Mulai dari casing handphone, earphone, sepatu, hingga koper dijual di toko ini. Selain itu, di beberapa lokasi, toko Donki Hote juga menjual barang branded bekas dengan harga yang cukup kompetitif. Kalau kamu ingin membeli oleh-oleh untuk dibawa pulang ke Indonesia, kamu juga bisa membelinya di toko ini, karena biasanya mereka memiliki size besar untuk beberapa produk tertentu.




3. Don Don Down on Wednesday

Bagi kamu yang suka dengan fashion, kamu wajib mengunjungi toko ini. Di toko ini, semua barang dilabelin dengan tag sayuran (terong, pisang, nenas, dll). Nah, setiap tag ini memiliki harganya masing-masing, misalnya terong 500 yen, pisang 200 yen, dll, yang bisa dilihat di pricelist toko. Sesuai dengan namanya Don Don Down on Wednesday, toko ini selalu memberikan potongan harga untuk tag sayuran tertentu setiap hari Rabu. Biasanya, harga paling rendah di toko ini adalah hari Rabu minggu keempat setiap bulannya. 
Oh iya, kamu juga bisa menjual pakaian bekas kamu yang masih layak dipakai di toko ini, lho. Biasanya toko ini membeli pakian bekas dengan hitungan per-kg.




4. Book OFF

Book OFF merupakan surga bagi kamu yang menyukai komik, buku/novel, games, dan CD/VCD/DVD. Alasannya karena semua barang disini, baik komik maupun game, masih dalam keadaan baik dan harganya murah banget, mulai dari 100 yen! Kamu juga bisa menemukan game Nintendo zaman dulu disini, lho! Oh iya, toko ini juga menjual PSP Vita, PSP, X box, dan handphone bekas dengan harga yang lebih murah dari pasaran. Walaupun tidak ada garansi untuk barang-barang tersebut (biasanya garansi tokonya 3-7 hari), kamu tidak perlu cemas, karena kondisi barang-barang ini sudah dicek terlebih dahulu oleh penjaga tokonya sebelum dibeli dari penjualnya. Jadi, no worries!
Kamu juga bisa menjual buku, komik, novel, DVD, dll disini juga, lho. Tapi ingat ya, kondisinya masih harus layak dipakai. :)





5. Second-hand shop di Shimokitazawa

Kalau kamu adalah orang yang suka banget hunting barang-barang vintage, atau secondhand shop, kamu wajib banget mengunjungi daerah Shimokitazawa di Tokyo. Daerah ini cukup mudah dijangkau dengan kereta, jadi tidak ada alasan untuk tidak berkunjung ke sini. Walaupun harga barang dan pakaian di sini terbilang sedikit lebih mahal, tapi kalau kamu cukup beruntung, kamu bisa menemukan barang-barang unik, bahkan baju designer terkenal dengan harga miring di sini, lho!
silakan baca review beberapa toko di Shimokitazawa dengan klik disini.

Craig list
Selain toko yang sudah disebutkan di atas, kamu juga bisa mencari barang-barang yang kamu perlukan di website Craiglist. Di website ini, kamu bisa menemukan sepeda bekas hingga vacuum cleaner dengan harga yang sangat murah, bahkan kadang-kadang gratis asal kita mengambil di tempat pemiliknya, lho.

Gimana? sudah tidak pusing lagi kan mau belanja dimana supaya bisa berhemat ketika tinggal di Jepang? Semoga artikel ini bermanfaat.

Cheers,
Study Go Japan (Monica)